08 Oktober 2009

DI ANTARA KEUTAMAAN DZIKIR

Dikatakan kepada Abud Darda' radhiyallahu 'anhu: "Seorang lelaki telah membebaskan seratus budak." Beliau radhiyallahu 'anhu mengomentari:
"Seratus budak dari harta seseorang adalah sesuatu yang banyak. Yang lebih utama dari itu adalah keimanan yang senantiasa ada di malam dan siang hari, dan lisan salah seorang dari kalian yang senantiasa basah karena berdzikir mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:
"Aku bertasbih menyucikan Allah Subhanahu wa Ta'ala beberapa kali lebih aku sukai daripada aku menginfakkan dinar sejumlah itu di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala."

Salman Al-Farisi radhiyallahu 'anhu pernah ditanya, "Amal apakah yang paling afdhal?"
Beliau radhiyallahu 'anhu menjawab: "Tidakkah engkau membaca Al Qur'an: "Dan dzikrullah adalah yang paling besar." (Al-'Ankabut: 45)

(Diambil dari Fiqhul Ad'iyati wal Adzkar, karya Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdilmuhsin Al-Badr, hal. 33-34, dan 38)


Sumber: Majalah Asy Syari'ah, no.42/IV/1429 H/2008, rubrik Permata Salaf.